Laman

Kamis, 08 Desember 2016

Merdeka Namun Terpenjara

Oleh : Irkham Zamzuri

Kawan muda seperjuangan dimanapun kalian ‘berperang’
Salam ...

Berjuang itu tidak melulu tentang membela kepentingan orang
Termarginalkan memang bagian dari kerasnya kehidupan
Tak akan lepas kejamnya gilas-menggilas
Melindas atau terlindas, makan atau dimakan, rakus atau kurus.
Kau mau berdiri dimana?

Merasa iba dengan nestapa diluar sana
Tak bisa apa-apa karena tak berdaya
Bukan lantas berdiam tanpa suara
Makna ‘juang’ itu wujudnya beraneka rupa
Besar dan kecil sebatas proses semata

Tanggung jawab itu dipelajari sedari dini
Tanggung jawab terkhusus untuk diri sendiri
Tanggung jawab mengurus diri
Diiringi dengan kesadaran hakiki
Tanpa paksaan, penuh kemerdekaan

Merdeka itu bukan semata terbebas dari jeruji besi
Kebebasan berpikir adalah kunci
Kunci awal memerdekakan diri
Jangan terjebak dalam kurungan ‘kepala’ sendiri
Baru nanti bisa ‘bertarung’ selangkah lebih tinggi
Namun dengan catatan, otak ini bebas dan tak pernah berbatas

Bertanggung jawab penuh kesadaran untuk berjuang, awesome!

Selasa, 06 Desember 2016

Aku Suka Berkontemplasi

Oleh : Irkham Zamzuri

Malu bertanya sesat di jalan, kan ?
Daripada tersesat kenapa tidak bertanya
Bertanya apa, kepada siapa, dan tentunya kapan saja
Karena rasa ingin tahu itu manfaatnya luar biasa.

Seorang pembelajar muda apalagi,
Modal utamanya cuma harus tetap merasa bodoh dan lapar
“Stay Foolish Stay Hungry”nya Steve Job
Membuat kita tak pernah kenyang untuk belajar.

Sekarang muncul 2 masalah besar bagi seorang pembelajar muda
Dilema, bernama semacam itu kira-kira
Esensi atau Eksistensi
Esensi itu, apa ?
Eksistensi itu, apa ?
Kenapa menjadi 2 masalah besar ?
Kalau masalah, berarti harus di pilah-pilah ?
Apakah kedua-dua nya benar adanya sebagai sebuah masalah ?
Duh ... Duh ... Duh ... Banyak tanya sekali saya. Tapi tak apa, berarti rasa ingin tahuku masih ada.
Saya bertanya, saya mencari jawaban, terkadang menemukan dan tak jarang belingsatan kebingungan.
Jadi apa yang harus saya pelajari, esensi atau eksistensi ?
Orang lain mungkin bisa membantu menjelaskan, namun untuk bisa memahaminya bagaimana ?

Akhirnya merenung adalah jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan. Saatnya rohani bekerja giat nan keras. 

Senin, 05 Desember 2016

Berhasrat Dengan Kuat

Oleh : Irkham Zamzuri

Sejauh yang saya pribadi pahami, hasrat adalah sebuah keinginan atau kehendak yang kokoh untuk mengejar, memperjuangkan dan mungkin pada akhirnya bisa mendapatkan sesuatu yang dihasrati. Apapun itu lah bentuk nya, baik ilmu pengetahuan, barang pemewah tersier atau bisa jadi soal pemenuhan rasa yang menyangkut hati. Segala hal butuh diperjuangkan, bukan?

Kata “diperjuangkan” ini loh. Super sekaliii kandungan makna nya. Jauh dan Dalam. Susah sekali rasa nya untuk dijabarkan, karena “perjuangan” itu tidak boleh dibakukan atau disamaratakan, berbeda, setiap orang berhak mentafsirkan perjuangan dan makna nya.

Saya mencoba membayangkan, kondisi nya seperti ini. Ada seorang pemuda, sebenarnya sudah bisa disebut laki-laki dewasa (baca: pemula), passionate, kira-kira. Dia punya mimpi, merenungkan apa itu mimpi, kemudian berusaha untuk memahami apa itu hasrat, dan ternyata bisa paham dengan sangat baik pula apa itu perjuangan. Sedari kecil dia sudah diajari bekerja untuk mendapatkan sesuatu oleh nenek, ketika ditinggal merantau bapak ibuk nya. Setiap pagi-pagi sekali, jam 4 tepat, harus bangun dan membantu si nenek “angkut-angkut” (memindahkan barang dagangan dari dapur ke tepi jalan raya di ujung desa) sayur tumpang, bubur, gorengan dan pelengkap sarapan khas pedesaan era 2000an. Mimpi, hasrat, perjuangan. Rasanya masa depan cerah segera di genggaman.

Tiba-tiba, dia mendengar tentang law of attraction, hukum tarik menarik, seperti itu. Dimana, sebelum mendapatkan sesuatu  yang kita inginkan atau kehendaki, ternyata semua hal harus disertai keyakinan terlebih dahulu. Yakin. Yakin kalau si A itu nanti, pasti akan saya dapatkan. “Saya yakin”, teriak lantangnya dalam hati. Begitulah pemuda pemula itu pelan-pelan bertumbuh dan berkembang di tengah-tengah keterbatasan.


Ah ... seperti apa rasanya. Boleh aku jadi peniru mu, tuan muda pemula ?

Senin, 07 November 2016

Percabangan Dua Pilihan

Oleh : Irkham Zamzuri

Soe Hok Gie di usia singkatnya, "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan". Tidak ada pahlawan di dua tempat berbeda, bersebelahan, berdampingan, bertepatan pada waktunya. Tidak, tidak ada!!! Ada sih, tapi pecundang namanya.

Harus menerima keterbatasan kalau manusia memang terbatas, bukan maksud membatasi, bukan, tapi semua hal memang berbatas. Itu kenapa masih ada manusia diantara manusia lainnya, supaya apa, biar tanggung jawab bisa dikerjakan bersama.

Satu di bidang ini, dua di bidang itu, tiga disini, empat disitu, merata, sesuai aku dan kamu bisa apa, bukan mau ini itu disini disitu diwaktu yang sama.

Sia-sia rasanya berbicara atau mengambil tugas dalam porsi besar kalau yang normal saja belum tuntas. Bukankah yang besar itu dimulai dari kecil? Nah ... kalau kecil-kecilnya saja belum jalan? Lantas apa mau dikata.

Semua hal terjadi karena alasan, dan pasti ada pilihan dan sudah pasti pula pilihan itu bercabang, pro kontra jelas ada.

Tidak ada yang namanya tidak ada pilihan, cuma sekarang mau memilih apa tidak, atau ikut cari aman saja, atau takut dikucilkan kalau ngambil pilihan, atau tidak milihpun sebenarnya nyaman-nyaman saja. Alasan dan pembenar semata.

Tapi toh ... semua kembali pada pilihan. Pahlawan dan pecundang pun sejatinya tidak berseberangan, mereka cuma saling menguatkan pengikutnya.

Berani menyatakan dan tegas pada pilihan sudah cukup memerdekakan diri kita dari mental perbudakan, slavery katanya,

Kamis, 09 Juni 2016

Otak dan Hati

Oleh : Irkham Zamzuri

Apa itu berpikir ?
Apa itu berperasaan ?
Apa itu otak ?
Apa itu hati ?
Apa itu logika ?
Apa itu nurani ?

Berpikir itu dengan otak atau hati ?
Berperasaan itu dengan sanubari atau akal budi ?

Logika dan nurani ? Sepasang kekasih yang susah harmoni
Atau boleh dicampur baurkan, atau justru ditegaskan ?

Berpikir dengan perasaan atau berperasaan dengan pikiran ?
Pikiran ya pikiran, logika ya logika, masuk akalkan saja.
Perasaan ya perasaan, nurani ya nurani, rasakan saja.
Pisahkan, jangan di abu-abu kan.
Tidak boleh ada yang tidak jelas.

Terkadang nurani itu melemahkan. Dada boleh sesak, kepala tetap tegak.
Jernih-jernihkan saja otak kita !

Minggu, 05 Juni 2016

Brain and Heart

Oleh : Irkham Zamzuri

Thinking ?
Feeling ?
Brain ?
Heart ?
Logic ?
Inner ?
What are those ? What do they mean ?

Thinking with the brain or thinking with the heart ?
Feeling with the innerself or feeling with the idea ?
Logic and inner? Are the couple which is too hard to balance each other or can be mixed into one or has to be clear separately ?

Thinking with the feeling or feeling with the thought ?
Thought is thought, logic is logic, just make them sense
Feeling is feeling, inner is inner, just feel them
No need to turn them into grey
Just separate them a part!
Each of them has to be clear

The inner sometimes makes us weak
Our chest may be getting tight
but our head has to be upright high.

Just make our brain clear.

Jumat, 20 Mei 2016

Masih Sejalan atau Memudar?

Oleh : Irkham Zamzuri

Aku lama tak mencoret,
lama tak meninggalkan jejak,
lama tak menggumulimu.
Aku kangen!

Kamu apa kabar?
Masih sejalan?
Apa perjalanan memberi pengalaman?
Apa waktu merubahmu?
Apa yang kamu yakini masih ada atau memudar?
Aku cuma kangen!

Aku tumpahkan kamu ke tempat yang salah
Biar ku pungut kamu kembali,
biar ku rawat lagi.

Tapi sayang.
Aku ragu,
ada hal-hal baru memaksa masuk di kepalaku!
Aku ragu terus terang saja.
Ada semacam pertentangan,
kontradiksi,
begitulah kira-kira.

Apa aku salah? Atau aku bertumbuh? Atau aku tumbuh di tempat yang salah?
Salah itu apa sih?

Pare, 6 Mei 2016. 
Mendung

Mental Ditempa Dari Latihan

Oleh : Irkham Zamzuri

Ngomong itu gampang!
Memberi nasihat ke orang itu mudah
Menyemangati tak kalah enaknya
Tapi pertanyaannya adalah
Apakah kita memahami apa yang sedang kita omongkan? Kita nasihatkan?

Yang mengalami masalah itu orang lain bukan kita,
kita gak tau rasanya,
Jangan pura-pura sok ngerti!

Seorang teman pernah bilang ke saya,
masalah itu harus dihadapi,
bukan dihindari,
harus diselesaikan bukan dibengkokkan.

Artinya? Jangan tanya,
mungkin sampai sekarang pun saya belum bisa memahami itu dengan baik.
Tapi yang saya percayai,
masalah itu memang berat,
mengacaukan semua pikiran!
Tapi itu harus diselesaikan demi menghilangkan beban di kepala yang bisa berdampak negatif.
Dilewati, bukan dilompati.
Bukan lantas mau menghilang atau justru berpura atau malah dianggap gak ada.

Kalau bisa menyelesaikan satu masalah,
aku yakin,
aku tambah kuat,
tambah pengalaman.
Di depan kalau bertemu masalah lebih besar,
aku bisa bersiap sedini mungkin.
Mentalku siap!
Gak menye-menye lagi.

Tapi kalau aku menghindar,
di depan ketemu masalah yang sama atau lebih besar,
aku jadi pengecut.
Aku jadi babi.
Tapi aku gak mau jadi babi.

Pare, 6 Mei 2016

Kamis, 12 Mei 2016

Bolehkah Aku Manja Tuhan ?

Oleh : Irkham Zamzuri

Engkau selalu dikisahkan maha besar
Engkau selalu diceritakan maha kaya
Engkau selalu dinarasikan maha benar
Engkau selalu digambarkan maha memiliki
Maha sempurna engkau di dogmakan, tuan.

Tak ada kurangnya, tapi lebih dimana-mana
Kata guru agama kau bisa apa saja
Kau hadiahkan rumah untuk semua jenis yang bernyawa
Sebenarnya pun kau tahu pemberianmu tak akan bertahan lama
Kau paksa dermakan akhirnya berserak berantakan
Kenapa tetap kau libatkanku dalam lingkaranmu, itu sia-sia tuan.

Kata orang tua kau juga ciptakanku
Mungkin kau tengah membuktikan maha segalamu
Engkau memilikiku dan selayaknya kau mengetahui semua tentangku
Kalau memang alurnya seperti itu, boleh aku mengadu?
Aku terima seluruh hal di hidup ini, tapi ... aku capai, tuan.
Boleh aku berpangku, rengkuh aku, manja di dadamu.
Tuhan, aku lelah.

Yogyakarta. 28 September 2015

Rabu, 11 Mei 2016

Mimpi adalah ...

Oleh : Irkham Zamzuri

Apa itu mimpi ?
Bagaimana untuk bermimpi ?
Kenapa kita harus bermimpi ?
Bagaimana untuk tetap menghidupkan mimpi ?
Bagaimana untuk memperjuangkan mimpi ?

Percaya. Berjuang. Wujudkan.

Tak seorangpun bisa membantumu, kamu sendiri yang bisa membantu dirimu. Jangan kehilangan harapan.

MINDSET

Pare, Kediri. 6 Mei 2016
Mendung di depan Holiday Camp

Stockholm, Swedia. 2019. fight for !!!

Baik-Baik Disana

Oleh : Irkham Zamzuri

Semua orang tau waktu itu terus berlalu
Cepat saja, cepat sekali
Baru kemarin rasanya, tapi kok ...
Ternyata sudah bulan demi bulan terlewati

Tanpa sadar, mungkin iya ...
atau jangan-jangan terlena?
atau justru kita membuta?
Berpura tak peka

Kalau dihitam putihkan
60 hari itu lama
Karena debar dada terus bergelora
60 hari itu fana
Sekali lagi, itu singkat saja, ringkas

Mau nya sih terus bersama
Tapi kok rasanya tak adil
Ayolah ... dunia itu tidak cuma A saja, masih ada B dan C dan sampai Z sana

Tidak boleh menyempitkan makna di kepala dengan egois pribadi semata
Luas ... Luas ... Luaskan terus pandang mata
Baik-baik kau disana
Pulanglah, selesaikan perlu-perlu mu, pelan-pelan, sebaik-baiknya
Tak perlu terburu

Kembalilah kalau kamu perlu kembali, simpel saja.
Kalau kamu kembali aku percaya kamu sudah bertemu dengan alasan
atau kalau aku lebih percaya diri, kamu sudah ketemu jalanmu

Berharap, aku jadi salah satu, kenapa kamu harus kembali. Baik-baik disana.

Pare, Kediri. 9 Mei 2016

Senin, 09 Mei 2016

Merasakan Benar-Benar

Oleh : Irkham Zamzuri

Aktifitas adalah menifestasi dari kehendak otak dan hati. Untuk mewujudkan semua gagasan, gagasanku, gagasanmu, gagasan kita, gagasan mereka, dan gagasan setiap insan berkepala.

Tentu, ide-ide itu tidak muncul begitu saja, pastilah ada perenunganpenuh makna. Dicampur, diolah dan dimatangkan dengan saksama, cara baik dan sebenar-benarnya.

Maka dari itu, sayang sekali kalau sebuah konsep tumpah sia-sia. Apapun yang coba dan sedang dilakukan, rasakan benar-benar. Biar semua cita tertampung dan menyalur seirama.

Yogyakarta. 27 September 2015

Membaca Ulang Memori

Oleh : Irkham Zamzuri

Waktu itu masih mudah kemana saja
Waktu itu naik gunung tiap malam minggu
Waktu itu suka-suka aja berkelana
Waktu itu ...
Waktu itu ...
Waktu itu ... membingkai syahdu.

Saat Otakmu Tak Bekerja

Oleh : Irkham Zamzuri

Kelam tak berbinar
Redup bergelayut
Resah dan lemah
Cuma sunyi, limbung, lalu terkapar saja

Kenapa datangnya bertubi-tubi?
Seakan tidak bisa berkompromi
Padahal kapasitas diri belum teruji
dan pada akhirnya terjatuh

Mengharap jangan berputus
Berusaha untuk tegak kepala
Maju membusung dada
Semakin dipaksa justru sukar bekerja
Perlahan memecah-belah.

Yogyakarta. 21 September 2015

Tulisan ini penulis buat disaat otak mengalami beban yang dirasa sangat berat. Masalah demi masalah tak henti menghujani. Kapasitas diri untuk menerima terpaan demi terpaan memang belum mumpuni. Coba untuk selalu sabar. Pelan-pelan. Satu-satu. Tapi lama-kelamaan kepala ini berat, gusar tak karuan. Saat semuanya membuncah dan saat otakmu tak bekerja, disaat seperti itulah kamu jadi selemah-lemahnya manusia yang tak berdaya. Mari menikmati masalah. Feel the pain. Rasakan rasa sakit ini. Sakit itu harus, memang harus sakit. Memang harus jatuh, jatuh untuk bangun, jatuh untuk merasa kalau berdiri itu adalah kekuatan. Jatuh untuk bisa membangun. Jatuh saja, sejatuh-jatuhnya. Rasakan saja jatuhmu,rasakan saja. Nikmati saja, nikmati saja. Setelah jatuh, percaya, bangkit akan jadi lebih kuat. Salam perih ... !!!