Laman

Rabu, 05 Juni 2013

Gie's Poetry

        Hi, guys ... how are you today? Now, I would like to collect Gie's poetry. I got the idea after finished for watching the film of Gie or knows as Catatan Sang Demonstran. Do you know guys, who is Gie??? Short and simple story Gie is one of an activist in the era of 1960s, who had dream to overthrow the tyrannical rule. He studied faculty of literature at University of Indonesia. Beside an activist his hobby is mountain climbing and one of the pioneer of Mapala UI. Cause of his passion to uphold the principle many young campus activists idolized Gie as an ideal figure. The most famous quote of Gie "exiled better than succumb to hypocrisy".So, its some of the poetry of Gie ... Enjoy guys, take a better seat and cup of coffee to understand the meaning. Who knows inspiring you ... (He did, student, writer, and activist, Gie stood up against the corrupt government in Indonesia in the 60's.




MANDALAWANGI – PANGRANGO

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Sutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
 


SEBUAH TANYA

Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(Lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu? kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(Haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“Manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
 


PESAN

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

5 komentar:

  1. sak durung e di post, di review sek, enak ora diwoco, opo font e ono sik wagu ora. kui tulisan e ireng, background e yo ireng, lek moco mumet zzz..apik asline.

    BalasHapus
  2. iya gan ... makasih masukannya ... luar biasa!

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. masukin juga theme songnya gan...
    Gie, cahaya Bulan 9ciptaan; Eross SO7) thanks..
    ini udah bagus.. :))

    BalasHapus
  5. hmm ... bisa juga gan . makasih info dan masukannya . saya tahu anda penggemar berat SO7 :))

    BalasHapus