no footprints |
Kenalan dulu ya
sama teman-teman saya yang sehobi dalam hal jalan-jalan alam. Adam adalah teman
baik saya sedari SMA, berbagai kegiatan ekstra ataupun intra bersama selama di
SMA menjadikan komunikasi kami semakin baik karena seringnya bersama dalam
organisasi, sekarang Adam sedang menempuh pendidikan di Institut Teknologi
Bandung jurusan Metrologi dan Instrumentasi. Waktu itu sedang diadakan seleksi
untuk calon pengurus osis baru di SMA untuk kelas X, dan disinilah pertama kali
saya mengenal Fia. Adik kelas dan juga teman di organisasi OSIS SMA, FYI dia
selalu diantar jemput oleh ayahnya selama SMA, anak papi J hahaha
... sekarang melanjutkan studi di jurusan komunikasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Suci, dia adalah seorang
penari yang sangat gemulai ketika saya mengenalnya. Berambut panjang sampai ke
pinggang, dan selalu berdandan ketika sedang pertunjukan. Bersuara emas, karena
menjadi dirigen dalam ekstra Paduan
Suara SMA. Melanjutkan studi di jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Yogyakarta.Yasinta, dia pernah dilaporkan
ke Team SAR ketika mendaki Gunung Merbabu malam tahun baru 2013. Sekarang
melanjutkan studi di jurusan Rekam Medik Universitas Gadjah Mada. Saya dan
keempat teman saya ini tergabung dalam organisasi alumni pengurus Dewan Ambalan
SMA N 1 Karanganom Klaten, yaitu IKEBANA.
from the left side : Sofan, Yudha, Saya, Adam, Nanda, Suci, Fia, Zulfa, & Yassinta. |
Nanda, Sofan, Yudha, adalah teman-teman yang selalu bersama saya ketika sedang kost di Jogja ketika masuk kuliah. Mereka semua secara perlahan saya racuni dengan virus gunung, sampai akhirnya kelompok kecil ini menamakan diri dengan sebutan OAK. Yang mempunyai selogan “Memayu Hayuning Bawana” sementara bermarkas di Samirono, Sagan (kompleks kost-kostan depan UNY). Si Nanda adalah orang yang tidak pernah on time dalam membalas sms, studi di jurusan Kearsipan UGM. Yudha adalah teman kami yang paling doyan makan, FYI rambutnya waterproof lho hahaha ... studi di jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga dan Sofan adalah teman kami yang tinggal di asrama dengan biaya sebulan sangat menggiurkan, Rp. 35.000,00 sedang studi ekonomi di UGM. Sedangkan Zulfa adalah adik kandung dari si Yudha, baru saja lulus dari SMK jurusan Kecantikan Rambut dan melanjutkan studi di Jurusan Kecantikan di UNNES.
L O V E |
Untuk menuju pantai
greweng kita harus parkir kendaran di area parkir atas pantai wedi ombo, karena
akses kita selanjutnya hanyalah jalan setapak menyususri hutan dan ladang warga
sehingga tidak memungkinkan untuk membawa kendaraan. Dari area parkir pantai
wedi ombo kita bisa mengikuti jalan aspal yang nanjak berkelok sejauh +/- 100 m
untuk bisa menemukan pertigaan jalan. Ambil jalan ke kanan, jalan tanah berbatu yang
belum di aspal. Setelah +/- 100 m disebelah kiri akan ditemukan jalan setapak
yang menjadi tujuan langkah kita selanjutnya. Selebihnya hanya jalan setapak
inilah yang akan memandu kita untuk membelah ladang ketala warga yang gersang,
melewati hutan jati khas daerah kapur. Pada pagi sampai sore hari menjelang
petang di sekitar ladang banyak petani yang sedang melakukan rutinitas mereka
berladang, mulai dari mencangkul tanah gersang, memanen dan mengupas singkong,
sampai mengurus ternak mereka sekalipun. Tak sedikit warga yang membuatkan
kandang untuk kambing atau sapi mereka di tengah perladangan dan pemandangan
yang sedikit aneh bagi saya ini sangat sering akan kita temui. Jikalau kita sedikit
bingung untuk akses menuju pantai greweng janganlah malu untuk bertanya kepada
para petani yang sedang berada diladang, dengan senang hati mereka akan
memberikan petunjuk arah kepada kita. Atau lebih mudahnya selama mengikuti
jalan setapak akan ada sebuah gua di tepi kanan jalan yang berseberangan dengan
aliran kecil sungai yang langsung menuju ke laut dengan airnya yang jernih dan
jika kita beruntung akan dengan mudah ditemukan ikan dan udang yang cukup
besar.
Percakapan dengan
teman serombongan selama perjalanan akan mengurangi rasa panas yang kita
rasakan, namun jangan lupa tetap waspada
dengan jalan setapak yang kita lalui karena ada sebagaian jalan yang ditumbuhi
semak belukar setinggi tubuh kita, salah-salah badan kita gatal karena tidak
waspada. Walaupun kita menyusuri daerah perladangan tetapi kondisi hutan disini
juga cukup lebat dan masih alami. Terlebih lagi kontur jalan yang dilapisi
batuan kapur sewaktu-waktu dapat mencederai kaki kita, maka dari itu alangkah
baiknya untuk memakai sepatu ataupun sandal yang kuat dan tidak licin untuk
melindungi kaki ataupun anggota tubuh kita yang lain.
Aliran sungai
dengan air yang jernih akan menuntun kita untuk masuk lebih jauh menyusuri
hutan jati khas daerah kapur demi mencapai tempat tujuan. Untuk persiapan
logistik selama berkemah kita bisa memanfaatkan air sungai ini untuk memasak.
Prinsipnya satu, dimanapun kita berada ketika menemukan air, untuk memastikan
semua bakteri mati haruslah dimasak sampai mendidih. Sebuah pertigaan kecil akan menentukan
langkah kita mencapai pantai greweng, kekiri atau tidak mengikuti aliran sungai
berarti ini adalah jalan untuk menuju pantai sedahan. Lurus atau mengikuti
aliran sungai adalah tanda bahwa langkah kita semakin dekat menuju pantai
greweng. Antara pantai sedahan dan pantai greweng jaraknya memang berdekatan
hanya terpisahkan sebuah batu karang bertebing. Untuk pantai sedahan tempatnya
memang sedikit lebih luas dari pantai greweng, namun saya rasa kurang cocok
untuk tempat camping karena daerahnya terlalu terbuka.
Di pertigaan kecil
yang membagi jalur, akan ada sebuah tempat diantara bebatuan besar yang
biasanya digunakan oleh para petani untuk membersihkan diri. Sudah terpisah
antara pria dan wanita, airnya yang jernih membuat sungai kecil ini juga berfungsi
vital bagi para petani di daerah ini. Sekitar 200 meter setelah melanjutkan
perjalanan mengikuti kelokan aliran sungai akan ada sepetak tanah yang penuh
dengan rumput alang-alang setinggi lutut kita, dan di daerah ini pun ada anjing
warga yang tinggal di ladang selalu menggonggong kepada orang-orang asing
seperti kita ini yang akan menuju pantai greweng. Dan hal ini membuat saya
takut ... hahahaha
Sebuah area yang
cukup lebat dengan tumbuhan yang padat merindangkan justru menjadi petaka buat
kita, karena didaerah yang tidak terlalu luas ini banyak sekali nyamuk-nyamuk
nakal kelaparan yang siap mencuri darah kita. Tidak tanggung-tanggung bukan
hanya satu atau dua nyamuk yang hinggap diwajah, tangan, kaki atau bahkan
anggota tubuh yang lain, tetapi puluhan nyamuk sekaligus bisa menyerang kita.
Ketika berada didaerah ini saya jadi teringat sebuah novel karangan Donny
Dhirgantoro yang berjudul “2”, di novel ini pemeran utamanya paling takut sama
nyamuk bahkan jika si pemeran utamanya lupa membawa raket nyamuk listriknya
sekujur tubuhnya bisa bentol-bentol merah. Saya membayangkan, gimana ya kalau
salah satu latar dari novel “2” mengambil tempat disini, pasti mandi
darah deh ... hahaha
Satu tikungan
terakhir aliran sungai kecil akan membawa kita menatap hamparan pasir putih
pantai yang sangat menawan. Bayangkan, di bibir pantai yang cukup luas itu
tidak anda temui jejak kaki manusia. Itu artinya pantai greweng memanglah
pantai tersembunyi yang masih sangat alami. Tanpa sampah, tanpa bangunan, tanpa
suara bising wisatawan dan ini adalah Indonesia Bung! Bersih dan tenang adalah
gambaran nyata dari pantai greweng, sebuah surga dibalik terjalnya tebing
karang pantai selatan DIY. Kiri dan kanan dari bibir pantai greweng adalah
sebuah tebing karang sepasang yang seolah-olah menjadi gerbang penjaga pantai
eksotis ini. Untuk teman-teman yang punya keberanian untuk memanjat tebing
karang, saya sarankan tidak melewatkan memanjat karang di kiri pantai greweng.
Akan ada jalan setapak yang dipenuhi semak belukar sebagai pemandu menginjakkan
langkah kaki lebih tinggi bahkan sampai di titik paling atas karang. Dan, anda
tahu apa yang akan teman-teman lihat ??? Yap ... benar sekali, hamparan biru
maha luas samudera hindia sejauh mata memandang. Sungguh luar biasa ciptaan-Mu
Tuhan, we are nothing here. Sebuah candaan dari kawan, “nek renang
terus mesti tekan Australia” (kalau berenang terus pasti sampai di
Australia). Hahaha ...
Tak pelak, dengan
suguhan pemandangan yang luar biasa didepan mata membuat saya dan teman-teman berteriak-teriak
kegirangan. Berlarian secepat mungkin demi memperebutkan status, “siapa yang
lebih dulu sampai di bibir pantai”? hahaha ... Setengah tak percaya dengan
keagungan Tuhan, tapi keindahan pantai greweng adalah kenyataan. Kenyataan
bahwa disinilah salah satu tempat untuk bisa mencintai negeri kita Indonesia
karena anugerah luar biasa dari sang Pencipta. Bolehlah, pantai greweng
disejajarkan dengan Pulau Sempu di Malang Selatan atau pataya di Thailand yang
katanya punya keindahan yang juga mempesona mata dunia. Jika terlalu berlebihan
mungkin hanya 11-12 atau memang teman-teman semua harus membuktikan sendiri,
saya pikir justru lebih menarik. Tapi, menurut hemat saya pantai greweng punya
keunggulan tersendiri yaitu masih sangat-sangat alami dan masih sangat-sangat
jauh dari jangkauan wisatawan. Kurang keren apa coba ??? Pikirin dua kali deh
kalau mau pergi keluar negeri hanya untuk wisata sebelum teman-teman mengenal
Indonesia lebih dan lebih dalam lagi.
Waktu tempuh dari
parkir atas pantai wedi ombo menuju pantai greweng sekitar +/ - 1 jam menyusur
hutan jati khas daerah kapur cukup membuat letih badan kita. Namun semua letih
yang kita rasakan mulai perjalanan dari rumah sampai perjalanan menuju pantai
greweng, seolah-olah hilang seketika pada saat sepasang mata ini menatap
hamparan pasir putih nan bersih dari pantai greweng. Tanpa basa-basi lagi
karena kita tiba di pantai sekitar jam setengah 5 sore dan belum salat, kita
putuskan untuk segera menunaikan ibadah wajib ini dengan terlebih dahulu membentangkan
tikar yang kita bawa dari rumah. Aliran
sungai yang jernih menjadi tempat bagi kita semua untuk membersihkan diri
sekaligus berwudhu sebelum salat dimulai. Adam, selaku imam dalam salat ashar
kali ini segera mengeluarkan kompas mencari arah terdekat yang menunjukkan ke
kiblat.
Dan ... for the first time saya beribadah di alam terbuka diatas pasir putih yang sangat bersih. Rasanya sungguh-sungguh berbeda really closer to God. Sebuah kutipan menyatakan, “terkadang untuk bisa lebih bersyukur, kita harus datang lebih dekat kepada Tuhan”. Ya ... di sinilah saya merasakan bahwa Tuhan itu benar-benar nyata, kita belajar bersyukur akan apa yang telah Tuhan berikan dan ciptakan.
Dan ... for the first time saya beribadah di alam terbuka diatas pasir putih yang sangat bersih. Rasanya sungguh-sungguh berbeda really closer to God. Sebuah kutipan menyatakan, “terkadang untuk bisa lebih bersyukur, kita harus datang lebih dekat kepada Tuhan”. Ya ... di sinilah saya merasakan bahwa Tuhan itu benar-benar nyata, kita belajar bersyukur akan apa yang telah Tuhan berikan dan ciptakan.
Yasinta, yang
membawa kamera langsung dengan sigapnya tanpa ada komando langsung beraksi
mengabadikan setiap momen spesial di pantai ini. Di sinilah kita merasa feel
like a private islandkarena tidak ada orang lain yang datang ke tempat ini
selain dari rombongan kita, jadi serasa pulau pribadi. Hahaha ... Yudha, yang
dahulu sempat punya fair dengan
suci seakan malu-malu kucing ketika ditemukan dalam sebuah kegiatan bersama.
Dengan berbagai cara mulai melancarkan aksinya untuk PDKT dengan suci.
Hahaha ... peace!!! Sebelumnya saya memang tidak menceritakan kepada Yudha
bahwa Suci akan tergabung dalam rombongan ini, sengaja memberi kejutan kepada
si waterproof hair. Oh ... iya, panggilan akrab kami untuk si Yudha
adalah nyemeg. Sedangkan mlethekadalah panggilan akrab kami untuk
si calm & cool Nanda, cowok misterius untuk sebagian cewek. Saya
tidak tahu darimana sebutan itu berasal, setahu saya sebutan itu sudah sejak SMA
dipraktikan. Dan saya hanya ikut-ikutan karena sudah terlalu sering bersama
mengarungi bahtera. Hahaha ... Namun, spesial momen menurut saya adalah setelah
makan malam si Nanda dengan kreatifnya menggunting-gunting kertas minyak sisa
yang tadi kita gunakan sebagai alas makan untuk dibuat kartu remi. Karena kita
lupa tidak membawa kartu dari rumah, sedangkan kita mulai kebingungan untuk
menghabiskan malam. Coba tebak, apa langkah selanjutnya setelah kertas di
gunting-gunting ??? Seperti yang sudah bisa ditebak kertasnya akan digunakan
untuk bermain kartu, namun ... tidak cukup sampai disitu, dengan teliti dan
tekunnya si Nanda menggambari semua guntingan kertas sesuai dengan bentuk dan
jumlah kartu remi. Hahaha ... ngakak gila !!! Cukup ampuh ternyata untuk
menghabiskan malam dalam suasana keakraban. Ditemani jagung serta ubi rebus
yang manis membuat suasana malam itu sungguh syahdu. Dan kobaran api unggun
mempertegas bahwa semangat kita bersaudara tak akan padam. Alam adalah rumah
kita, beralaskan tanah berselimutkan langit, alam mengajarkan kita tentang arti
hidup yang sesungguhnya. Ya ... inilah malam yang sudah kami tunggu cukup lama.
Thanks guys ...
“Setiap kali petualangan pasti ada kesan yang tertinggal”. Sebuah kalimat sakti yang selalu terjadi, ya ... memang benar-benar terjadi. Very best moment Suci, Yasinta, Fia, dan Zulfa ke empat ranger cewek dalam rombongan ini seharusnya bertanggung jawab penuh dalam urusan konsumsi. Namun, apakah teman-teman semua tahu apa yang telah terjadi ??? sungguh-sungguh sangat-sangat benar-benar fatal. Hahaha ... Bagaimana bisa bumbu-bumbuan dapur serta sebagian sayur justru ketinggalan di gantungan motor yang sudah beristirahat dengan tenang si parkiran pantai wedi ombo. Dan ... yang lebih mengenaskan dan tak terlupakan, sayur kangkung dan telur bebek untuk menu makan malam dimasak dengan bumbu ... ??? Apa coba teman-teman ??? clue nya “asin”. Yap ... benar sekali, kangkung dan telur bebek di masak dengan bumbu air laut. Hahaha ... sungguh tidak manusiawi sekali kakak.
Sebuah lagu dari
Payung Teduh berjudul tidurlah serta laki-laki dan korek api dari Tamasya band,
menjadi lagu favorit untuk Sofan, Nanda dan Yudha. Menambah ketenangan karena
malam semakin tenggelam. Sebenarnya kita membawa 2 tenda untuk tidur malam itu,
namun karena suasana dan angin malam tidak dingin kita putuskan untuk tidur
diluar tenda. Hanya teman-teman kami yang cewek tidur di dalam tenda. Sedangkan
tenda satunya dibiarkan begitu saja dengan pintu terbuka tanpa ada pengguna.
Saya tidur disebelah nanda, terlentang dengan kedua bola mata tajam menatap ke
langit yang sedari sore sedikit berawan dan menutupi sang bintang malam.
Ditengah malam ketika tertidur saya terjaga dan dengan senangnya ketika membuka
mata, awan mendung ternyata hilang dan berganti ribuan bintang dilangit seakan
menemani malam kami dengan damai. Satu lagi, keagungan Tuhan sang pencipta alam
raya. Great !!! Awesome !!!
Pagi tiba ...
setelah beristirahat cukup dan kewajiban sudah ditunaikan, life has begin.Jarum
jam belum sepenuhnya lurus, tetapi semangat dalam hati untuk berjalan-jalan
dibibir pantai dan sekitar karang sudah tak dapat dihindarkan. Berdiam dalam
deburan ombak pantai greweng, memandangi halusnya pasir pantai nan putih
bersih, berlari-larian, handstand, sampai berbecek-becek dengan iar laut
kita lakukan semua. Hingga pada akhirnya ritual wajib ketika kita dipantai,
mandi dan mengubur diri. Hahaha ...
Namun kali ini saya lah yang menjadi korban kebrutalan teman-teman rombongan.
Saya dikubur dalam pasir pantai hanya disisakan kepala, dan lebih teganya saya
di injak-injak. Sungguh terlalu ...
Puas ...!!!
Benar-benar petualangan dan persahabatan yang luar biasa. Priceless !!!Terima
kasih teman-teman semua. Hari ini kita belajar banyak hal akan arti
persahabatan, arti kehidupan, dan arti nasionalisme. Kita belajar memahami
karakter kawan, kita belajar bersyukur, dan kita belajar mencintai negeri ini
ditengah-tengah krisis moral yang melanda sebagian pemimpin bangsa. Melalui
perjalanan ini bukan hanya kenangan yang kita ambil, tapi jauh lebih berharga
dari itu, persahabatan.
Last but not
least, I write this journey special for our friends
... Sintha dan Mas Adri yang tidak bisa bergabung dalam perjalanan ini. Semoga
ikut larut dalam kebahagiaan yang kami rasakan. Untuk ibunda sintha kita
do’akan semoga lekas sembuh dan selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan. Untuk
Mas Adri semoga urusan pekerjaan dan kantor semakin lancar. Amin. Semoga kita
semua bisa berkumpul bersama kembali dalam keakraban yang luar biasa.
Bismillah, for the next !!!With all my love, Irkham Zamzuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar